Jodoh itu tak ada yang tau, bisa jadi dia yang kita kenal atau sebaliknya, bahkan bisa jadi orang yang kita pernah bertemu sekali saja. Sama hal nya seperti tentang menjadi seorang anak teknik. Sebelum benar-benar terjun ke dunia perteknikan, baru disadari ternyata saya sudah pernah mengenalnya sejak pertama kali mengikuti lomba ketika SMA. Kala itu sebuah perusahaan perminyakan mengadakan event besar, salah satunya mengadakan lomba cerdas cermat antar SMA.
Benar-benar menjadi pengalaman pertama ikut lomba saat dibangku SMA, kala itu siswa yang ditunjuk untuk ikut lomba ialah hanif, dhito, dan saya. wah plis dong jangan ada yang nanya kenapa saya disamakan dengan mereka, secara saat itu ceritanya mereka keren banget karena anak club fisika (terkenal pinternya, sampe ga perlu diragukan lagi). Intinya waktu itu saya the lucky one, dan harus bersyukur banget karena dikasih kesempatan emas bisa menjadi perwakilan sekolah. Alhamdulillah.
Berangkat dari lomba itulah, keinginan pertama untuk menjadi anak teknik mulai tumbuh. Hingga akhirnya, siapa sangka sekarang saya di takdirkan menginjakkan kaki di Teknik Metalurgi yang ada di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB.
Begitu juga dengan kedua pria yang menjadi teman tim tersebut, kalau dhito terjun ke teknik elektro, sedangkan hanif masuk ke teknik mesin dan menjadi mahasiswa berprestasi pada tahun 2015 di FTMD ITB, dan kini doi sedang melanjutkan masternya dengan jalur fast track sambil menjadi asisten akademik.
Oleh karenanya, saya menolak lupa akan pengalaman pertamaku ini. Karena lomba tersebut menjadi batu loncatan saya untuk memupuk rasa mewujudkan mimpi untuk menjadi anak teknik.
Terimaksih BP Migas.
Bandung, 12 Mei 2019
![](https://static.wixstatic.com/media/f27387_b5f203cf6a494dd983edab14f1799abd~mv2.jpg/v1/fill/w_700,h_635,al_c,q_85,enc_auto/f27387_b5f203cf6a494dd983edab14f1799abd~mv2.jpg)
Ardhito Kusharwanto, Hanif Nugroho Aji (kiri-kanan)
Comments